Rabu, 01 Oktober 2014

Analisa IKM Sugeng Jaya



Pada pengamatan yang dilakukan terdapat 4 proses yang dikerjakan pada bahan baku untuk menghasilkan produk pelindung pipa. Proses tersebut yaitu proses pemotongan, proses pengelasan, proses gerinda, dan proses pengecatan. Proses pemotongan yang dilakukan menggunaka mesin gerinda potong dan juga sisinya dapat digunakan untuk menghaluskan permukaan hasil potong yang berupa blur dan fracture zonenya. Pemotongan pada pembuatan produk ini adalah proses pertama yang dilakukan terhadap bahan baku untuk mendapatkan ukuran bahan baku yang sesuai dengan produk yang akan dibuat. Mesin potong yang digunakan masih membutuhkan tenaga manusia untuk menekan sehingga spindel yang berputar memakan benda kerja. Meskipun demikian mesin ini adalah mesin yang paling banyak digunakan pada IKM pengelasan karena mesin yang fleksibel (dapat dipindah-pindahkan) serta harga dan perawatan peralatan ini murah. Proses yang dilakukan setelah setiap logam dipotong 60 cm, 50 cm, dan 40 cm maka setiap bahan baku dilas. Pengelasan yang dilakukan adalah pengelasan busur listrik yang salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Kelebihan yang diberikan busur listrik ini adalah mampu melas logam yang tebal, persiapan pengelasan cukup singkat, kecepatan pengelasan tinggi. Berbeda dengan las busur gas, meski pada sebagian IKM menggunakan tersebut dengan hasil yang lebih kuat dan bagus keadaanya yang tidak praktis atau dapat dipindahkan. Pada analisa yang dilakukan di IKM sugengjaya ini kebutuhan pengelasan yang peralatannya fleksibel sangan dibutuhkan karena sistem bekerjanya adalah make to order . Kebanyakan juga IKM yang ada  seperti yang di Keputih menggunakan las busur listrik. Kebutuhan akan peralatan yang feksibel sangat dibutuhkan IKM untuk menyesuaikan pembuatan produk, karena proses finishing juga terkadang dilakukan di tempat pemasangan produk. Seperti alat pelindung pipa yang sedang dianalisa, produk di kerjakan di sugengjaya hanya sebagai komponen yang akan siap di rangkai di tempat pemesan (dilas ditempat pemesan).Jika dibandingkan dengan mesin pengelasan terprogram yang banyak digunakan industri perakitan maka waktu dan kuantitas produksi yang dikerjakan jauh berbeda. Tetapi IKM tidak sesuai dengan mesin tersebut dikarenakan biaya dan produksi yang dilakukan tidak tetap. Berikutnya adalah benda kerja mengalami proses gerinda yaitu mesin yang mata spindel dapat diganti sesuai kekerasan benda kerja dan hasil yang diinginkan. Mesin gerinda ini disebut mesin gerinda tangan,proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan setelah pengelasan.Setelah proses pemesinanan gerinda maka dilanjutkan dengan proses pengecatan yang dilakukan secara manual. Pada IKM ini memilih proses pengecatan manual karena orderan juga tidak ada yang bentuknya besar ssehingga akan lebih praktis jika menggunakan proses manual dan biaya lebih murah.

Cacat yang sering terjadi pada proses pembuatan pelindung pipa ini adalah kesalahan pengukuran yang mengakibatkan maaterial harus terbuang. Kesalahan pengukuran ini dikarenakan faktor manusia, ketika pengukuran dilakukan pada logam pertama, dan pengukuran berikutnya dilakukan dengan mencocokkan logam pertama pada logam kedua, sehingga terdapat perbedaan panjang karena tidak teliti juga. Hal ini juga mengakibatkan adanya wasting time karena selalau ada kesalahan pengukuran . Pada sistem kerja IKM sugeng jaya tersebut hampir setiap orang yang bekerja mengerjakan satu proyek, sehingga ketika ada orderan datang maka yang menyambut adalah orang yang sedang bekerja, hal ini juga menyebabkan ketidak fokusan bekerja. Sehingga terdapat hasil yang kurang memuaskan pada proses finishing .
Berbeda dengan produksi industri yang besar dan menggunakan teknologi otomasi, setiap pekerja jelas bagian pekerjaan yang dilakukan, kebanyakan menggunakan produk layout,desai menggunakan computer, produk yang dihasilkan memiliki toleransi, dan bekerja dengan berpacu pada waktu. Sedangkan IKM Sugeng jaya masih bekerja dengan proses layout, tidak ada toleransi produk, sistem desain manual (menggambar manual), berpacu pada orderan, dan tidak membutuhkan keahlian khusus untuk karyawannya (karyawan harus serba bisa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar